MUI Kalbar Mengaji : Ramadhan di Tengah Pandemi

MUI Kalbar Mengaji : Ramadhan di Tengah Pandemi

Pontianak – mui-kalbar.or.id, Majelis Ulama Indonesia Provinsi Kalimantan Barat, melalui Komisi Informasi dan Komunikasi meluncurkan satu program Ramadhan yang diberi nama Ngaji Ramadhan 1442 H. Program ini dibuat dalam delapan seri, yakni setiap Kamis dan Senin selama bulan Ramadhan, dengan menghadirkan narasumber dan tema yang berbeda.

Edisi perdana Ngaji Ramadhan 1442 H dimulai pada kamis 15/4 siang, dengan menghadirkan narasumber KH. Syahrul Yadi, M.Si, Rois Syuriah NU Kalimantan Barat. Dalam Tauziah yang berlangsung selama 30 menit bada zuhur ini, Kyai Syahrul menjelaskan bagaimana semestinya kita beribadah Ramadhan di Tengah Pandemi covid-19 ini. Tidak dipungkiri menurutnya, masih saja ada sebagian dari masyarakat kita yang menganggap corona itu semu, tidak benar adanya. Karena itu mereka bersikap acuh terhadap situasi pandemic ini. Dalam tauziah singkatnya,

Kyai Syahrul memaparkan setidaknya ada empat hal penting yang harus menjadi perhatian umat dalam menyikapi kehadiran Ramadhan di tengah pandemic covid-19.

Pertama, pastikan kita semua mengedepankan prinsip kepatuhan dan ketaatan (samina wa athana), bahwa Ramadhan dengan segala anjuran ibadah didalamnya adalah perintah Allah Swt yang harus kita jalankan dengan sebaik dan semaksimal mungkin. Dalam pelaksanaan ibadah Ramadhan di tengah situasi pandemic saat ini, pastikan kita mendengar dan mematuhi ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh pemerintah (ulil amri), antara lain terkait protocol kesehatan (prokes), dsb.


Kedua, pastikan kehadiran Ramadhan kedua di tengah pendemi ini kita sambut dengan semangat takwa yang tinggi, bahwa kita harus senantiasa bertakwa dalam situasi dan kondisi apapun (ittaqillaha haistuma kunta). Dengan demikian, keadaan pandemic covid19 yang juga belum usai hingga masuknya Ramadhan kedua bersama kita, sama sekali tidak menjadi penghalang dalam beribadah. Hanya saya kita harus mampu mengatur tata cara pelaksanaan ibadah Ramadhan dengan baik dan bijak, berhati-hati demi kemaslahatan yang lebih besar sebagaimana salah satu arti kata takwa itu.


Ketiga, pastikan prinsip penyelamatan diri dan orang banyak menjadi pertimbangan penting dalam menjalankan ibadah Ramadhan di tengah pandemic ini. Bahwa kita sama sekali tidak dibenarkan untuk menceburkan diri kedalam jurang kebinasaan (wala tulku bi aidiikum ilaa attahlukah). Inilah bentuk ibadah Ramadhan di tengah pandemic yang mengedepankan aturan protocol kesehatan.


Keempat, demi optimalisasi pelaksanaan ibadah Ramadhan, dan terpeliharanya keselamatan diri dan orang banyak, sepatutnya kita semua senantiasa berpegang pada ketentuan yang telah dikeluarkan oleh para pemimpin (ulil amri), terutaa edaran Menteri Agama mengenai tatacara pelaksanaan ibadah ramadhan di tengah pandemic, a.l. keutamaan sahur dan berbuka di rumah, menjaga jarak ketika shalat berjamaah di masjid, serta mempersingkat durasi kegiatan beribadah di masjid.


Intinya, keadaan pandemi yang masih melanda umat di bulan Ramadhan kedua ini sama sekali tidak mengurangi kesempatan beribadah dan meraih keberkahan Allah Swt. Justru kita harus berpikir positif (berbaik sangka) kepada Allah yang menghadirkan Ramadhan dan pandemic dalam waktu bersamaan. Bahwa akan ada hikmah yang besar dibalik itu semua. Akan ada kemudahan yang datang dibalik semua kesulitan yang kita hadapi.


Di akhir sesi, Ibrahim selaku ketua Komisi informasi dan Komunikasi MUI Kalimantan yang juga merangkap sebagai moderator mengingatkan bahwa akan ada seri-seri berikut dalam rangka Ngaji Ramadhan 1442 H, dengan menghadirkan narasumber dan materi yang berbeda di setiap Kamis dan Senin selama bulan Ramadhan.

Acara ini disiarkan melalui Zoom Meeting dan Live Facebook MUI Kalimantan Barat. (red)

Share this post

Post Comment